Minggu, 21 April 2013

Makalah istem dan cara kerja jantung dalam kehidupan sehari-hari


Bab I
Pendahuluan
A.   Latar belakang
Masalah pada jantung karena Jantung tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan itu dikarenakan oleh melemahnya otot jantung dan karena adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat penderita masih di dalam kandungan.Pada orang yang tidak terlatih, hanya sedkit terjadi peningkatan isi sekuncup pada masa transisi dari waktu istirahat kewaktu latihan. Bagi orang-orang yang tidak terlatih, peningkatan terbesar adalah pada curah jantung yang disebabkan oleh percepatan atau pertambahan cepatnya denyut nadi. Sedangkan bagi atlet daya tahan, peningkatan denyut nadi dan isi sekuncup untuk memperbesar curah jantung. Jantung (bahasa latin ,cor) adalah sebuah rongga ,rongga organ berototyang memompa darah lewat pembuluh darah oleh konstraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti hubungan dengan jantung .dari yunani cardia untuk jantung. Jantunga adalah salah satu organ yang berperan dalam sistem peredaran darah.
            Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh 
paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung.

B. Rumusan masalah
Permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Kara kerja kerja jantung?
2. bagaimana curah jantung pada saat istirahat?
3. bagaimana curah jantung pada saat latihan?
4. bagaimana aliran datrah ?
C. Tujuan
Adapun tujuan menyusun  makalah ini antara lain :
1. untuk mengetahui bagaimana cara kerja jantung dalam memompa darah.
2. statistik jantung memompa darah pada waktu olahraga dan santi.
3. untuk menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan.



Bab II
Pembahasan


A. Struktur Jantung                                
Otot jantung atau miokardium terbentuk dari otot-otot bergaris seperti otot rangka. Setiap serabut terdiri banyak sel yang saling berhubungan, sehingga apabila satu sel distimuli atau depolarisasi, potensi aksi dengan cepat menyebar ke seluruh sel, menyebabkan jantung bekerja sebagai kesatuan.Yang membedakan otot jantung dengan otot rangka, otot jantung bekerja tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan otot jantung memiliki sifat authorhythmicity yang artinya jantung berkontraksi tidak memerlukan adanya impuls dan syaraf, kontraksi jantung disebabkan gelombang depolarisasi yang berasal dari bagian kecil pada jaringan khusus di atrium yan dinamakan Sino Atrial (S-A) node, atau pacemaker. Depolarisasi S-A node secara spontan dengan interval yang teratur.

            Jantung terdiri dari empat bilik aurikel atau atria kanan dan kiri dan ventrikel kanan dan kiri yang berat kesemuanya krang dari satu pon. Atrium kanan menerima darah dari superior dan inferior vena cava dan memompanya melalui arteri pulmoner ka paru. Dari sini mengalir terus ke kapiler dan oksigen diserap, sedangkan karbondioksidadiangkut. Darah yang mengandung oksigen dari paru masuk ke atrium kiri melalui vena pulmoner. Kemudian mengalir ke ventrikel kiri dan dipompa ke aorta, dan melalui sistem arteri sistemik ke jaringan kapiler pada berbagai jaringan. Setelah melewati kapiler-kapiler, darah mengalir kembali melalui vena ke atrium kanan lagi melalui dua vena besar,satu dari bagian atas (superior vena cava), dan yang lain dari bagian bawah (inferior vena cava). Pembuluh darah yang dilewati darah dari jantung dinamakan pembuluh darah arteri dan pembuluh darah yang dilewati darah ke jantung dinamakan pembuluh darah vena.

            Arteri sistemik berisi darah yang mengandung oksigen sehingga warnanya merah jernih dan sering disebut darah arteri, sedangkan darah vena warnanya lebih gelap berisi darah yang mengandung oksigen. Jadi ada dua sirkulai yang paralel. Sirkulasi pulmoner memberi kesempatan pertukaran gas di dalam paru, dan sirkulai sistemik untuk mempertahankan internal environment yang relatif konstan terhadap terhadap sel di dalam jaringan-jaringan lain.
Karena jantung sangat membutuhkan zat-zat gizi, otot jantung harus cukup dan lebih banyak menerima suplai darah dari pada bagian tubuh lainnya. Koefisien penggunaan oksigen pada suatu tempt sekitar 26%. Sedangkan untuk jantung sekitar 75%, yang berarti bahwa ekstrak oksigen untuk sirkulasi koroner , sekitar tiga kali lebih besar daripada untuk sirkulasi sistemik. Meningkatnya kebutuhan oksigen oleh miokardinal
(otot jantung) selama latihan hanya dapat dipenuhi dengan meningkatnya aliran darah koronersecara proporsional. Pada latihan yang sangat berat, aliran darah koroner mungkin dapat meningkat antara empat sampai lima kali diatas keadaan istirahat. Ini dapat dicapai melalui dua cara :
1)      Meningkatnya metabolisme miokardinal selama latihan mempunyai pengaruh langsung terhadap pembuluh darah koroner, sehingga mereka melebar.
2)      Selama latihan, peningkatan tekanan aortik mendorong jumlah darah yang lebih besar ke sirkulais koroner.

B. Cara Kerja Jantung
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan.
Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.

C. Curah Jantung Pada Waktu Istirahat

Curah jantung adalah merupakan indikator untama dari kapasitas fungsi sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan darah selama melakukan kegiatan fisik. Curah jantung pada waktu istirahat sangat berfariasi. Karena banyak dipengaruhi oleh keadaan emosi yang sangat merubah aliran kortikol ke syaraf yang mempercepat denyut jantung. Tetapi rata-rata volume jantung keseluruhan yang dipompakan oleh ventrikel kiri setiap menitnya sekitar 5 liter. Jumlah ini sama dengan orang yang terlatih dan tidak terlatih. Curah jantung rata-rata 5 liter itu biasanya dicapai apabila denyut nadi 70 kali per menit bagi orang yang tidak terlatih. Sedangkan orang yang terlatih denyut nadi istirahatnya 45 kali per menit. Karena curah jantung pada waktu istirahat antara orang yang terlatih dengan orang yan tidak terlatih juga sama-sama 5 liter maka penurunan denyut nadi harus diimbangi oleh meningkatnya isi sekuncup, agar curah jantung normal.

D. Curah Jantung Selama Latihan
            Aliran curah meningkat secara proporsional dengan meningkatnya intensitas latihan. Apabila melakukan latihan pada taraf 40 – 60% dari kapasitas maksimal, curah jantung pada orang yang terlatih bisa 30 liter per menit, bahkan curah jantung maksimal dapat dicapai 40 liter per menit, sedangkan pada orang yang tidak terlatih, memiliki kemampuan kerja dan curah jantung maksimal yang lebih rendah (sekitar 20 – 25 liter per menit). Karena isi sekuncup orang yang tidak terlatih sekitar 100 ml darh per denyut, sedangkan orang yang terlatih bisa mencapai 200 ml per denyut.
            Perubahan curah jantung seperti yang diterangkan sebelumnya untuk laki-laki dan perempuan. Tetapi kalau dibandingkan dengan laki-laki, perempuan cenderung memiliki curah jantung sedikit lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena perempuan memiliki kapasitas lebih tinggi sehingga yang diangkut oleh darah lebih kecil dibanding laki-laki, karena kapasitasnya lebih rendah.
D. Penyebaran Aliran Darah
            Di dalam tabel dibawah ini menunjukkan kira-kira presentase dari total curah jantung yang disebarkan ke otot rangka dan organ-organ lain, pada saat istirahat dan selama latihan. Pada waktu istirahat, kira-kira 20% dari aliran darah total sistemik disebarkan ke otot, sebagian besar ke organ-organ dalam (alat-alat pencernaan, hati, limpa dan ginjal), jantung dan otak. Selama latihan, penyebaran kembali aliran darah,otot-otot yang aktif menerima bagian yang terbesar dari curah jantung. Tetapi, selama latihan yan maksimal otot yan bekerja paling banya hanya menerima 85 – 90% dari aliran darah total. Ini berarti bahwa dengan curah jantung 25 liter per menit, lebih dari 33 liter darah mengalir ke otot.
Kalau berlatih di tempat yang panas dan apabila temperatur rektal mencapai level kritis, aliran darah ke kulit meningkat dengan hebat dan jumlah darah yang tersedia untuk otot yang sedang bekerja semakin berkurang.
Tabel
Penyebaran Alirab Darah ke Berbagai Organ Tubuh
Pada Waktu Istirahat dan Selama Latihan
Dalam mililiter dan persentase dari Total Aliran Darah

Keadaan
Otak
Jantung
Otot
Kulit
Ginjal
Alat Pencernaan
Organ lain
Total
Istirahat
750
(13%)
250
(4%)
1200
(21%)
500
(8,5%)
1100
(19%)
1400
(24%)
600
(10,5%)
5800
(100%)
Latihan ringan
750
(8%)
350
(3,5%)
4500
(47%)
1500
(16%)
900
(9,5%)
1100
(11,5%)
400
(0,5%)
9500
(100%)
Latihan berat
750
(4%)
750
(4%)
12500
(72%)
1900
(11%)
600
(3,5%)
600
(3,5%)
400
(2%)
17500
(100%)
Latihan maksimal
750
(3%)
1000
(4%)
22000
(88%)
600
(2,5%)
250
(1%)
300
(>1%)
100
(<1%)
25000
(100%)

Darah yang mengalir ke otot rangka pada wktu melakukan latihan fisik bisa meningkat sampai 22 liter atau lebih, sedangkan padawaktu istirahat 1 – 2 liter pe menit. Respon ini mendukung kebutuhan akan oksigen yang sangat besar pada otot yang sedang bekerja. Begitu juga dengan otot jantung, darah yang mengalir pada waktu istirahat hanya 250 ml dan menjadi 1000 ml selama kerja maksimal. Otot jantung menkonsumsi atau menyerap oksigen sekitar 70 – 75% dari oksigen yang tersedia pada waktu istirahat, sedangkan otot rangka menyerap sekitar 25% dari oksigen yang tersedia.
Jadi tidak hanya aliran darah yang meningkat secara dramatis di dalam otot rangka selama malakukan latihan, tetapi daya serap oksigen mengalami peningkatan yang sangat besar. Sesuai dengan tabel, beberapa organ tubuh lainnya yang mendapat pembagian darah selama latihan:
1.     aliran darah ke otak tetap konstan, baik pada waktu istirahat maupun pada berbagai tingkat latihan
2.     aliran darah ke ginjal berkurang, tetapi tidak berhenti
3.     aliran darah ke kulit meningkat dengan semakin meningkatnya intensitas latihan, tetapi pada latian maksimal aliran darah ke kulit menurun.


















Bab III
Penutup
A.kesimpulan
v jantung adalah alat pemompa darah keseluruh tubuh.
v Jantung adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia.
v Jantung adalah salah satu organ tubuh manusia yang tak pernah istirahat dari lahir sampai manusia itu mati.
v Kerja jantung di pengarui oleh aktifitas manusai itu sendiri



LATAR BELAKANG PEMIKIRAN SOEKARNO,SOEPOMO DAN MUHAMMAD YAMIN TENTANG DASAR NEGARA YANG DI AJUKAN DALAM SIDANG BPUPKI


Latar Belakang
. Latar Belakang Pancasila sebagai Ideologi
 Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup
panjang sejak jaman Kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah serta menguasai bangsa Indonesia. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa. Setelah melalui suatu proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang didalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa yang lain, yang oleh pendiri negara dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam yang meliputi lima prinsip yang kemudian diberi nama Pancasila.   Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi, bangsa Indonesia harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang-ambing di tengah-tengah masyarakat internasional. Dengan kata lain, bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan yang kuat. Hal ini dapat terlaksana bukan melalui suatu kekuasaan atau hegemoni ideologi melainkan suatu kesadaran berbangsa dan bernegara yang berakar pada sejarah bangsa. Secara historis, nilai-nilai Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.  4 Sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia. Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain perkataan unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan Kausa Materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa. Dengan demikian, sebagai ideologi, Pancasila berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, bukan mengambil dari ideologi bangsa lain. Oleh karena itu seharusnya Pancasila memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia. Pembukaan UUD 1945 dengan jelas menyatakan bahwa Pancasila adalah Dasar Negara. Dengan demikian Pancasila merupakan nilai dasar yang normatif terhadap seluruh penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila merupakan Dasar Falsafah Negara atau Ideologi Negara karena memuat norma-norma yang paling mendaasar untuk mengukur dan menentukan keabsahan bentuk-bentuk penyelenggaraan negara serta kebijakan-kebijakan penting yang diambil dalam proses pemerintahan.

Proses perumusan Pancasila
 diawali dengan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Choosakai pada tanggal 29 April 1945 yang dikeluarkan oleh Dr. Rajiman Widyodiningrat. Badan ini dibentuk pemerintah Jepang sebagai tindak lanjut (realisasi) dari “Janji Kemerdekaan” bagi Bangsa Indonesia yang diucapkan Perdana Menteri Koiso pada tanggal 7 September 1944 di depan Parlemen Jepang di Tokyo. BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. BPUPKI mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei–1 Juni 1945 untuk membicarakan dasar Indonesia Merdeka (Philosofie Gronslag). Pada sidang
tersebut muncul usulan rumusan dasar negara dari Mohammad Yamin (29 Mei 1945), Prof. Dr. Soepomo (31 Mei 1945), dan dari Ir. Soekarno (1 Juni 1945). Gagasan yang diusulkan oleh Mohammad Yamin adalah:
 (1) Peri Kebangsaan,
 (2) Peri Kemanusiaan,
 (3) Peri KeTuhanan,
 (4) Peri Kerakyatan,
 (5) Kesejahteraan
rakyat.  Sementara itu, Prof. Dr. Soepomo mengusulkan hal-hal sebagai berikut:
(1) Persatuan,
 (2) Kekeluargaan,
(3) Mufakat dan Demokrasi,
 (4) Musyawarah,
 (5) Keadilan. 

Selanjutnya, Ir. Soekarno mengusulkan beberapa hal: (1) Kebangsaan
Indonesia, (2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, (4) Mufakat atau
Demokrasi, (5) Kesejahteraan Sosial dan (6) Ketuhanan Yang Maha Esa. Ir.
Soekarno kemudian memberi nama Pancasila atas lima asas yang diusulkannya yang diusulkannya yang diterima baik oleh BPUPKI dengan beberapa usulan perbaikan. Atas dasar itulah maka tanggal 1 Juni 1945 dikenal sebagai hari lahir istilah Pancasila sebagai nama Dasar Negara kita.
1. Pada tanggal 22 Juni 1945, BPUPKI membentuk panitia perumus dengan tugas membahas dan merumuskan gagasan dasar negara Indonesia merdeka yang dikenal dengan nama “Panitia Sembilan”. Panitia Sembilan tersebut berhasil merumuskan Piagam Jakarta yang berisi :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi              pemelukpemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sidang BPUPKI yang kedua diselenggararakan tanggal 10 – 17 Juli 1945.
Pada tanggal 14 Juli 1945, Piagam Jakarta diterima oleh BPUPKI sebagai
pembukaan dari Rancangan Undang-Undang Dasar Indonesia. Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah pendudukan Jepang, sebagai gantinya Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.PPKI mengadakan rapat pada tanggal 8 Agustus 1945. Sebelum  rapat dimulai, SoekarnoHatta meminta Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimedjo, K. H. A Wahid Hasyim dan Teuku Moh. Hasan untuk membahas masalah rancangan pembukaan Undang-Undang Dasar yang dibuat pada tanggal 22 Juni 1945. Pembahasan itu terutama mengenai sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Pemeluk agama lain, terutama tokoh-tokoh dari Indonesia bagian timur merasa keberatan terhadap kalimat tersebut. Bahkan mereka mengancam akan mendirikan negara Indonesia bagian timur. Drs. Moh. Hatta dan keempat tokoh Islam kemudian memasuki salah satu ruangan untuk membahas masalah. Dalam waktu 15 menit dicapai kesepakatan untuk mengganti sila pertama menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Mereka beralasan bahwa jika kalimat tersebut  tidak diganti dikhawatirkan akan menjadi rintangan bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Pengucapan/pembacaan dan tata urutan sila-sila Pancasila tersebut kemudian ditegaskan dalam instruksi Presiden nomor 12 tahun 1968. Para ahli diantaranya Natanegara, Dardji Parmadihardja, dan Hazairin berpendapat bahwa sila-sila dalam Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena tiap sila mengandung empat sila lainnya. Selain itu susunan sila-sila Pancasila itu adalah  sistematis hierarkis yang mengandung arti bahwa kelima sila Pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat. Di mana 7tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri didalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindah-pindahkan.

makalah radio aktiv


ZAT RADIO AKTIF DAN PENGGUNAAN RADIO ISOTOP BAGI KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
Jika kita membaca berita-berita di media massa, kita dapat mengatakan
betapa sering orang  membicarakan  nuklir. Namun sayang, kebanyakan berita
nuklir tersebut berkaitan dengan senjata nuklir atau pencemaran radioaktif akibat
kebocoran instalasi suatu reaktor atom, sementara yang menyangkut manfaat
lain dari energi nuklir sangat jarang ditampilkan. Oleh karena itu, di lingkungan
masyarakat awam ikatan nuklir mempunyai konotasi yang mengerikan.
Pemahaman yang kurang tepat itu bila terbelakangi oleh tragedi yang menimpa
Hirosima dan Nagasaki di Jepang, tempat pertama kalinya energi nuklir
diperkenalkan sebagai bom atom, suatu  senjata pemusnah massal yang
mengerikan. 
BAB II
PERMASALAHAN
Apakah sebenarnya Nuklir itu?
Kita telah  mengetahui bahwa atom terdiri atas inti atom dan elektronelektron yang beredar mengitarinya.  Reaksi kimia biasa  (seperti reaksi
pembakaran dan penggaraman), hanya menyangkut perubahan pada kulit atom,
terutama elektron pada kulit terluar, sedangkan inti atom tidak berubah. Reaksi
yang menyangkut perubahan pada inti disebut  reaksi inti atau reaksi nuklir
(nukleus=inti).
Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan.  Reaksi
nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung
inti tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat
terjadi pada inti yang stabil maupun,inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai
perubahan  energi berupa radiasi  dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai
pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dan reaksi kimia biasa.
Dewasa ini, reaksi nuklir telah banyak digunakan  untuk tujuan damai
(bukan tujuan militer) baik sebagai sumber radiasi  maupun sebagai sumber
tenaga dan pemanfaatannya dalam bidang kesehatan. 
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penemuan keradioaktifan
Pada tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan bahwa tabung sinar katode
mengahasilkan suatu radiasi berdaya tembus tinggi  yang dapat menghitamkan
film potret, walupun film tersebut terbungkus kertas hitam. Karena belum
mengenal hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X. Ternyata sinar X adalah suatu
radiasi elektromagnetik yang timbul karena benturan berkecepatan tinggi (yaitu
sinar katode dengan suatu materi (anode). Sekarang sinar X disebut juga sinar
rontgen dan digunakan untuk rongent  yaitu untuk mengetahui keadaan organ
tubuh bagian dalam.
Penemuan  sinar X membuat  Henry Becguerel tertarik untuk meneliti zat
yang bersifat fluorensensi, yaitu zat yang dapat bercahaya setelah terlebih dahulu
©2004 Digitized by USU digital library  1mendapat radiasi (disinari), Becquerel menduga bahwa sinar yang dipancarkan
oleh zat  seperti itu seperti sinar X. Secara kebetulan, Becquerel meneliti batuan
uranium. Ternyata dugaan itu benar bahwa sinar yang dipancarkan uranium
dapat menghitamkan  film potret yang masih terbungkus kertas hitam. Akan
tetapi, Becqueret menemukan  bahwa batuan  uranium memancarkan sinar
berdaya tembus tinggi dengan sendirinya tanpa harus disinari terlebih dahulu.
Penemuan ini terjadi pada awal bulan Maret 1986. Gejala semacam itu, yaitu
pemancaran radiasi secara spontan, disebut keradioaktifan, dan zat yang bersifat
radioaktif disebut zat radioaktif.
Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah uranium. Pada tahun 1898,
Marie Curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie menemukan dua unsur
lain dari batuan  uranium yang jauh lebih aktif dari uranium. Kedua unsur itu
mereka namakan masing-masing polonium  (berdasarkan nama Polonia, negara
asal dari Marie Curie), dan  radium (berasal dari kata  Latin radiare yang  berarti
bersinar).
Ternyata, banyak unsur  yang  secara alami bersifat radioaktif. Semua
isotop yang bernomor  atom diatas 83 bersifat radioaktif.  Unsur yang bernomor
atom 83 atau kurang mempunyai  isotop yang stabil  kecuali teknesium dan
promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radioi
isotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini,
radioisotop dapat juga dibuat dari  isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami
juga ada radioisotop buatan.
3.2. Sinar-sinar Radioaktif
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang
dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan
muatannya. Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang
bermuatan negatif  diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard
menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar
gamma.
a. Sinar alfa ( α )
Sinar alfa  merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel
sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan  bermassa 4 sma.
Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alfa
dipancarkan dari  inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena
memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alfa paling lemah diantara
diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat menembus beberapa cm saja
dan tidak dapat menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas
biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan molekul
media yang dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan media yang dilaluinya
mengalami ionisasi.  Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2 elektron dan
berubah menjadi atom helium 4
                                            2
b. Sinar beta (β)
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan  negatif. Sinar beta
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang
bemuatan-l e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta
dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi  
0
-1e. Energi sinar
beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi
daya pengionnya lebih lemah. Sinar  beta paling energetik dapat menempuh
sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit.
©2004 Digitized by USU digital library  2c. Sinar gamma ( γ )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak
bermuatan dan tidak bermassa. Sinar  gamma dinyatakan dengan notasi
0
0y.
Sinar gamma mempunyai daya tembus.  Selain sinar  alfa, beta, gamma, zat
radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X
adalah radiasi sinar elektromagnetik.
BAB IV
PENGGUNAAN RADIOISOTOP
Radioisotop digunakan sebagai perunut dan sumber radiasi
Dewasa ini, penggunaan radioisotop untuk maksud-maksud damai (untuk
kesejahteraan umat manusia) berkembang  dengan pesat. Pusat listrik tenaga
nuklir (PLTN) adalah salah satu contoh yang sangat populer. PLTN  ini
memanfaatkan efek panas yang dihasilkan reaksi inti suatu radioisotop , misalnya
U-235. Selain untuk PLTN, radioisotop  juga telah digunakan dalam berbagai
bidang misalnya industri, teknik, pertanian, kedokteran, ilmu pengetahuan,
hidrologi, dan lain-lain.
Pada bab ini kita akan membahas  dua penggunaan  radioistop, yaitu
sebagai perunut (tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai
perunut didasarkan pada ikataan bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kirnia
yang  sama  dengan  isotop  stabil.  Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan
reaksi kimia, yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan  penggunaan
radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan  pada kenyataan bahwa radiasi
yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk.
Radiasi dapat digunakan untuk  memberi efek fisis:  efek kimia,  maupun efek
biologi. Oleh karena itu, sebelum membahas pengunaan radioisotop kita akan
mengupas terlebih dahulu tentang satuan radiasi dan pengaruh radiasi terhadap
materi dan mahluk hidup.
4.1 Satuan Radiasi
Berbagai  satuan digunakan untuk  menyatakan intensitas atau jumlah
radiasi bergantung pada jenis yang diukur.
1. Curie(Ci) dan Becquerrel (Bq)
Curie dan  Bequerrel adalah satuan yang dinyatakan untuk menyatakan
keaktifan yakni jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam satuan  waktu. Dalam
sistem satuan SI, keaktifan dinyatakan  dalam Bq. Satu Bq sama  dengan  satu
disintegrasi per sekon.
1Bq = 1 dps
dps = disintegrasi per sekon
Satuan lain yang juga biasa digunakan ialah Curie. Satu Ci ialah keaktifan yang
setara dari 1 gram garam radium, yaitu 3,7.10
10
 dps.
1Ci = 3,7.10
10
 dps = 3,7.10
10
 Bq
2. Gray (gy) dan Rad (Rd)
Gray dan Rad adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan keaktifan
yakni jumlah (dosis) radiasi yang diserap oleh suatu materi. Rad adalah
singkatan  dari 11 radiation absorbed  dose. Dalam sistem satuan SI, dosis
dinyatakan  dengan Gray (Gy). Satu Gray adalah absorbsi 1 joule per kilogram
materi.
©2004 Digitized by USU digital library  31 Gy = 1 J/kg
Satu rad adalah absorbsi 10
-3
 joule energi/gram jaringan.
1 Rd = 10
-3
 J/g
Hubungan grey dengan fad
1 Gy = 100 rd
3. Rem
Daya perusak dari sinar-sinar radioaktif tidak saja bergantung pada dosis
tetapi juga pada jenis radiasi  itu sendiri. Neutron, sebagai contoh, lebih
berbahaya  daripada sinar beta dengan  dosis dan intensitas yang sama. Rem
adalah satuan dosis setelah memperhitungkan pengaruh radiasi pada mahluk
hidup (rem adalah singkatan dari radiation equiwlen for man)
4.2. Pengaruh Radiasi pada Materi
Radiasi menyebabkan penumpukan energi pada materi yang  dilalui.
Dampak yang ditimbulkan radiasi dapat berupa ionisasi, eksitasi, atau pemutusan
ikatan kimia. Ionisasi: dalam hal ini partikel radiasi menabrak elektron orbital dari
atom atau molekul zat yang dilalui sehinga terbentuk ion positip  dan elektron
terion.
Eksitasi: dalam hal  ini radiasi tidak menyebabkan elektron terlepas dari atom
atau molekul zat tetapi hanya berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Pemutusan  Ikatan Kimia: radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif rnempunyai
energi yang dapat mernutuskan ikatan-ikatan kimia. 
4.3. Pengaruh Radiasi pada mahluk hidup
Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif
kecil tetapi dapat menimbulkan  pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar
radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan  kimia penting  atau
membentuk radikal bebas yang reaktif.  Ikatan kimia penting misalnya ikatan
pada struktur DNA dalam kromosom. Perubahan yang terjadi pada struktur DNA
akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat mengakibatkan kelainan genetik,
kanker dll.
Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup  juga bergantung pada
waktu paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih
berbahaya daripada bila dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih lama.
Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya radiasi sinar
kosmis atau radiasi dari radioakif alam.  Disamping itu, dari berbagai kegiatan
seperti diagnosa atau terapi dengan sinar X atau radioisotop. Orang yang tinggal
disekitar  instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih banyak, tetapi masih dalam
batas aman.
4.4. Radioaktif Sebagai Perunut.
Sebagai perunut, radoisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem  untuk
mempelajari sistem  itu, baik sistern fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh
karena radioisotop mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya,
maka radioisotop dapat digunakan untuk  menandai suatu senyawa sehingga
perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau 
A. Bidang kedokteran
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi
(diagnosa)  berbagai jenis penyakit al:teknesium (Tc-99), talium-201 (Ti-201),
iodin 131(1-131),  natrium-24 (Na-24),  ksenon-133  (xe-133) dan besi (Fe-59).
Tc-99  yang disuntikkan ke dalam pembuluh  darah akan diserap terutama oleh
©2004 Digitized by USU digital library  4jaringan yang rusak  pada organ  tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru
Sebaliknya Ti-201  terutama  akan  diserap oleh jaringan  yang sehat pada organ
jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk
mendeteksi kerusakan jantung 
1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu
dari otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan
pada kelenjar gondok, hati dan  untuk  mendeteksi tumor otak.  Larutan  garam
yang mengandung  Na-24 disuntikkan ke dalam  pembuluh  darah untuk
mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah ada
penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium
tsb.
Xe-133 digunakan  untuk  mendeteksi penyakit  paru-paru. P-32  untuk
penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah
merah. Kadang-kadang, radioisotop yang  digunakan untuk diagnosa, juga
digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, 1-131 juga
digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
B. Bidang lndustri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan  afditif pada mesin selama  mesin
bekerja digunakan suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston, ring dan
komponen lain dari mesin ditandai dengan isotop radioaktif dari  bahan yang
sama.
C. Bidang Hidrologi.
1.Mempelajari kecepatan aliran sungai.
2.Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
D. Bidang Biologis
1. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2. Mempelajari reaksi pengesteran.
3. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
4. 5. Radioisotop sebagai sumber radiasi.
A. Bidang Kedokteran
1) Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu  dapat mematikan mikroorganisme
sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi  alat-alat kedokteran.  Steritisasi
dengan cara radiasi  mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan
dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c) Karena  dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak  mungkin
tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara
konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas,  maka dalam proses
pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.
2) Terapi tumor atau kanker.
Berbagai  jenis tumor atau kanker  dapat diterapi dengan radiasi.
Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi
tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh
karena itu, sel kanker atau tumor  dapat dimatikan dengan mengarahkan
radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
©2004 Digitized by USU digital library  5B. Bidang pertanian.
1) Pemberantasan homo dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di
laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak.
Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul.
Setelah itu hama dilepas di daerah yang  terserang hama. Diharapkan akan
terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul dilepas.
Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas.  Dengan demikian
reproduksi hama tersebut terganggu dan akan mengurangi populasi.
2) Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan
dengan menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi
radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa
pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu
kemudian disemaikan dan ditaman  berkelompok menurut ukuran dosis
radiasinya.
3) Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang
jika disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan
bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi
dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan dernikian dapat
disimpan lebih lama.
C. Bidang Industri
1) Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan  untuk memeriksa cacat pada
logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik
ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka
intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang
dibuat dapat terlihat apakah logam  merata atau ada bagian-bagian yang
berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam,
2) Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film  atau
lempeng logam dapat dikontrol dengan  radiasi. Prinsipnya sama seperti
diatas, bahwa intensitas radiasi yang  diteruskan bergantung pada  ketebalan
bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika
lembaran menjadi  lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor
akan berkurang dan  mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat
sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
3) Pengawetan hahan
Radiasi juga telah banyak  digunakan untuk mengawetkan bahan
seperti kayu, barang-barang  seni dan lain-lain. Radiasi  juga dapat
menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur  serat sehingga lebih
kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan
juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih
lama.
©2004 Digitized by USU digital library  6BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1.  Penggunaan zat radioaktif yang sangat luas dewasa ini dapat
menimbulkan berbagai sensasi dalam kehidupan.
2.  Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu
untuk mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting
antara lain tumor ganas.
3.  Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop
memudahkan aktifitas manusia dalam berbagai bidang kehidupan.
5.2 SARAN
1.  Masalah zat radioaktif dan radioisotop hendaknya tidak ditafsirkan sebagai
satu fenomena yang menakutkan.
2.  Penggunaan radioaktif dan radioisotop hendaknya dibarengi pengetahuan
dan teknologi yang tinggi.
3.  Penerapan  dalam diagnosa berbagai penyakit hendaknya memikirkan
efek-efek yang akan ditimbulkan.
4.  Diharapkan penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini untuk
kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael, Ilmu Kimia, Erlangga 1994
Gabriel, J.F, Fisika Kedokteran, Udayana
Allingger, Norman, Organic Chemistry
©2004 Digitized by USU digital library  7