Senin, 15 April 2013

Perkembangan Teknologi Media dan Kommunikasi Massa ke Masa




Dalam salah satu buku tulisan Everett M.Rogers yang berjudul Communication Technology; The New Media in Society (1986), ia mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu: era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media interaktif.

a)      Era Tulis
Perkembangan media tulis telah lama dikenal masyarakat dan menjadi pertanda permulaan peradaban sebuah bangsa. Dari kemampuan menulis memungkinkan terpeliharanya struktur sosial diberbagai wilayah. Kita bisa mengambil contoh seperti peradaban Mesir Kuno yang dikenal sejak tahun ±600 SM (kira-kira 2605 tahun yang lalu). Ditemukannya papyrus (asal mula kertas tempat menulis) dan alat transportasi perahu, maka pemerintah di masa itu bisa memelihara integritas masyarakat di sepanjang lembah nil[1][3]. Seperti juga kebudayaan cina yang sudah mulai mengenal budaya tulis kira-kira 3505 tahun lalu. Dengan media tulislah kebudayaan suatu golongan bahkan lebih besar dari itu yaitu bangsa dikenal oleh umat manusia, dari media tulis juga budaya itu terarsip dan tersimpan dalam berbagai bentuk.
Berbagai macam temuan budaya tulis di berbagai bangsa didunia dapat di temukan dalam  bentuk relief, grafik, ukiran, tanda, dan simbol yang dibuat pada dinding-dinding bangunan, batu, kayu, pelepah pohon, dan lainnya.
b)     Era Cetak
Beberapa abad kemudian baru masyarakat terbiasa dengan mencetak huruf secara manual pada gelas, ornamen, tembok, kayu, dan sebagainya. Eksistensi Era ini semakin kuat manakala Elegi Gutenberg menemukan mesin cetak pada tahun 1450 sehingga muncul sejumlah surat kabar.

Percetakan, kemudian meningkatkan cara-cara dan kemudahan manusia untuk saling berhubungan dan menyampaikan sesuatu. Potensi yang dimiliki percetakan inilah menurut analisis Bell (1979) yang memungkinkan terjalinnya masyarakat industrial.[2][4] Percetakan telah terbukti berfungsi sebagai basis bagi menyebarnya kemampuan “melek huruf” dan pondasi untuk terselenggaranya aktifitas pendidikan secara massa. Bukan suatu kebetulan jika teknologi percetakan  adalah faktor kunci menuju terjadinya Renaissance dan Revolusi Industri. Era media cetak ini bertahan cukup lama yaitu sekitar empat abad.
c)      Era Telekomunikasi
Diawali dengan ditemukannya radio telegraf oleh Markis Gugliemo Marconi yang kemudian mendirikan perusahaan telegraf tanpa kawat tahun 1897. Kemudian teknologi telegraf dikembangkan oleh Alexander Graham Bell menjadi telepon pada tahun 1870. Di Indonesia hanya 12 tahun setelah telepon itu ditemukan, jaringan telepon lokal pertama dibuka di Jakarta tahun 1882, disusul oleh telepon interlokal tahubn 1896 yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya.[3][5]
Tak lama berselang, setelah ditemukannya telepon. Ditemukan electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seorang mahasiswa dari berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, untuk mengirim gambar melaluiudatra dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884. Dan kemudian Nipkov diakui sebagai ‘Bapak’ Televisi.[4][6]
Booming penemua televisi tidak bertahan lama, karena akhirnya teknologi digital telepon dapat digabung dengan televisi sehingga lahir komputer pada tahun 1960-an yang kemudian berkembang amat pesat.[5][7] Di Era Telamatika inilah ditemukan berbagai sarana yang memungkinkan manusia berhubungan satu sama lain tanpa harus terhalang oleh faktor jarak, kecepatan, dan bahkan waktu. Kemajuan  teknologi ini seringkali disebut sebagai media elektronik. Besarnya kemampuan berkomunikasi yang ditawarkan oleh teknologilah menjadi mungkinkan adanya bantuan peralatan elektronik.

d)     Era Komunikasi Interaktif
Lahirnya era komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut dengan internet. Internet merupakan perkembangan dari penemuan komputer sebelumnya yang mengalami perkembangan ekstra cepat sampai pada tahun 1990-an (teknologi internet lahir).
Internet begitu memukau dengan varian-varian programnya yang seolah menjadikan bumi ini dalam cengkraman teknologi. Tidak saja mampu mentransmisikan berbagai informasi, internet juga mampu menciptakan dunia baru dalam realitas kehidupan manusia, yaitu sebuah realitas materialistis yang tercipta dalam dunia maya. Menghubungkan komputer-komputer pribadi yang paling sederhana hingga yang paling canggih, memanfaatkan struktur jaringan komputer yang saling berhubungan, internaet mamppu memberi layanan bagi para penggunanya berupa E-mail, Netnews, Telnet, File Transfer Protocol (FTP) dan World Wide Web (WWW).
Perkembangan lain dari internet adalah mesin pencari dan lacak, seperti browser dan search engines. Dengan mesin ini segala informasi dari situs manapun dapat dilacak. Fungsinya yang hyperlink multimedia membantu para penggunanya untuk melakukan browsing secara cepat dan sistematis. Posisi pengguna tidak lagi menerima apa yang diberitakan namun juga bisa mencari dan mengirimkan informasi yang relevan.
Aplikasi Internet yang melugaskan adanya cyber communication oleh Kadir (2003:370) antara lain: A. Surat Elektronis. B. Surat bersuara (voice mail). C. Forum diskusi. D. Sitem percakapan tertulis (cht). E. Konferensi Suara. F. Konferensi video. G. Sistem Pertemuan Elektronis.
Perkembangan terbaru internet yaitu Intenet yang dalam perkembangannya mampu mentransmisikan lima jenis media (teks, grafik, suara, musik dan animasi) terkini mampu membawa media keenam yaitu video. Adanya video membuat internet memiliki bandwith yang lebar untuk membawa signal video. Oleh karenanya dimungkinkan adanya layanan-layanan VOD (Video on Demand) dimana penggunanya bisa memilih program yang diinginkan dengan bebas. Misalnya, kita hanya ingin menonton lima menit dari berita sepanjang 30 menit, kita dapat langsung memilih bagian yang kita inginkan. Ketika ingin menonton film diwaktu luang, kita bebas memulihnyatanpa dibatasi oleh jadwal programnya.[6][8]
Sementara itu, untuk menjabarkan perkembangan teknologi komunikasi Sayling Wen berusaha membagi media komunikasi menjadi tiga bagian yaitu[7][9]:


A.    Media Komunikasi Antar Pribadi
Ketika masyarakat baru mampu menggunakan komunikasi oral lalu mengembangkan komunikasi tulis bersamaan denan itu lahir berbagai media komunikasi antar pribadi, seperti: (a) Suara (model komunikasi awal dengan suara semisal tawa, tangis, dan teriakan, lalu berkembang menjadi bahasa), (b) Grafik (ditemukan pada kehidupan pra-sejarah: lukisan hewan di dinding batu, lukisan wanita menari di goa suku Bushmen Afrika Tenggara, sebagai cara masyarakat mencatat peristiwa penting dan mendidik generasi berikutnya). (c). Teks (untuk mengkomunikasikan sesuatu yang abstrak, dari piktografi menjadi ideogram,lalu cuneiform (dasar bagi banyak bahasa barat) dan hieroglyphics (tulisan nenek moyang bangsa mesir) hingga akhirnya menjadi alat berekspresi dan berkomunikasi. (d) Musik (untuk berkomunikasi ketika berburu (suku Aborigin) menggunakan suara-suara tabuhan, ketka musim panen menari dan menyanyi, Masyarakat desa Ruteng NTT menggunakan musik dan tarian untuk prosesi perdamaiandua desa). (e)Animasi (permainan bayang-bayang serta lentera ajaib Tionghoa dan seni wayang dengan tampilan dua dimensi, memberi ilustrasi lahirnya animasi modern). (f) Video (lahir di zaman teknologi modern, melalui video orang dapat menyampaikan gagasan pribadinya jepada orang lain, begitu pula sebaliknya)
B.     Media Penyimpanan
Media cetak memiliki kesamaan dengan era dimana media penyimpanan mulai digunakan manusia, jenis-jenis media penyimpanan: (a)buku dan kertas (buku dipahat pada batu ubin, tanah liat atau daun papirus hingga ±1500 tahun yang lalu ditemukan kertas, hingga buku dibentuk seperti sekarang ini). (b) Kamera (penemuan Daguerre dari Perancis berupa “daguerreotype” yaitu tipe fotografi pertama yang mengekspos gambar yang kelas tahun 1837 lalu disempurnakan pada revolusi industri dengan perekayasaan mekanis dan optik, kamera dapat menyimpan gambar yang realistis secara cepat & tepat sesuai aslinya). (c). Alat Perekam kaset (penemuan Thomas Alva Edison berupa Phonograph (alat pemutar piringan hitam), berawal dari penemuan itu, saat ini masyarakat dapat menyimpan suara dan musik dengan kaset rekaman). (d).Kamera Film Proyektor(Thomas Armat mengembangkan kamera film (penemuan william Dickson) menjadi proyektor untuk pengambilan gambar serangkaian aksi dalam suatu film). (e) PitaPerekam Video (Alat perekam video yang dapat merekam gambar pada kaset magnetis). (f) Disk Optical (teknologi penyimpanan menggunakan teknologi optikal : disk video, VCD, CD Foto, DVD dan lainnya ini menggunakan kemampuan optikal untuk membaca piringan logam). (g) Disket dan Hardisk (disket diproduksi dari plastik sedangkan hard disk dibuat dari logam mengandalkan jarum baca menggantikan fungsi optik). (h) Flash disk (Teknologi elektrik penyimpanan data mengandalkan chip untuk menyimpan, membaca, dan menulis data maupun gambar. Kapasitas penyimpanannya makin menungkat sesuai permintaan pasar)
C.    Media Tranmisi
Terbagi menjadi 3 kategori: (a) Komunikasi, transmisi dari orang ke orang, baik pengirim dan penerimanya spesifik, ini berkembang dari awalnya komunikai pos berkuda, telegraf dan telepon, Teleks dan Faksimile, Pager dan SMS, E-mail,hingga teknologi Seluler. (b)Penyiaran, transmisi dari satu orang ke banyak orang, berawal dari teriakan, papan pengumuman, tabuhan drum, lalu menjelma menjadi surat kabar, majalah, radio, Televisi, hingga Telepon Seluler  (c) Jaringan, transmisi dari banyak orang ke banyak orang. (Sejauh ini adalah internet, kita ambil contoh melalui metode internet proses membanding-bandingksn data banyak orang di internet dan memberikan data kepada perusahaan-perusahaan yang mencari pekerja baru)



2. Empat Era Perkembangan Komputerisasi
            Fase yang paling menentukan dalam revolusi komputer adalah pengembangan notasi biner di tahun 1679, di mana notasi biner adalah dasar bagi semua bahasa komputer. Seorang filsuf serta seorang ahli matematika yang bernama Gottfried Wilhlem Von Leibniz berjasa dalam mengembangkan sebuah sistem dimana semua angka dapat ditulis sebagai 1 atau 0 yang dapat dinyatakan sebagai serkuit terbuka maupun tertutup. Komputer modern beroperasi pada jutaan angka 1 atau 0 dalam pecahan satu detik. Pada tahun 1973, Howard Aiken merancang IBM Mark 7, merupakan cikal bakal komputermainframe sekarang ini. saat itu komputer masih setinggi 2,4 meter dan sepanjang 15 meter. Namun mark 7 masih menggunakan tabung-tabung udara dan memiliki gerakan elektromekanis dan bukan tombol-tombol elektronis (Yenne dan Soetrisno, tt.:88).
            Baru pada tahun 1951 komputer elektronik pertama berhasil secara komersial dirancang dengan nama UNIVAC oleh Eckert dan Mauchly. Pada tahun 1959, IBM 401 dipasarkan yang menggantikan mesin-mesin mekanis di sector perdagangan dan industry.Namun. Pada tahun 1958, komputer transistor kokoh menggantikan tabung-tabung hampa udara sudah dirancang oleh Seymour Cray untuk Control Data Corporation, teknologi ini adalah pelapor generasi prosesor komputer yang kuat dengan ukuran yang jauh lebih kecil dan kecepatan yang lebih tinggi. Secara hardware, baru pada tahun1991, perkembangan komputer dengan kecepatan tinggi mulai dapat diproduksi, seperti supercomputer CM-200 yang diproduksi oleh The Thinking Machines, Inc, yang dapat melakukan 9,03 juta operasi dalam satu detik. Saat ini megakomputer telah mampu bekerja dalam bermega-mega juta operasi dalam waktu satu detik (Yenne dan Soetrisno, tt: 87).
            Perkembangan tekonologi komputer yang sedemikian cepatnya telah membawa dunia memasuki era yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan sebelumnya. Setidaknya ada empat era penting sejak ditemukannya komputer sebagai alat pengolah data sampai dengan era internet saat komputer menjadi senjata utama dalam komputerisasi. Setiap era memiliki karakteristik masing-masing dan secara langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan yang erat dengan alam kompetisi dunia usaha, baik secara mikro maupun makro. Yang harus dipahami, tidak semua negara-negara di dunia telah memasuki pemanfaatan komputer yang dicirikan oleh era keempat, selain negara-negara maju , seperti Amerika, Jepang, Australia, Jerman, Inggris, dan negara-negara besar yang lainnya. Padahal mengetahui tren perkembangan teknologi informasi akan membantu manajemen dalam menyusun strategi perusahaannya untuk bersaing.
            Berbagai ahli berpendapat bahwa salah satu penyebab utama tejadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat tekonologi informasi[8][10]. Sedangkan era perkembangan teknologi informasi ada empat era yaitu:

A.    Era Komputerisasi
Menurut Indrajit (2001:9) periode ini mulai sekitar tahun 1960-an ketikaminicomputer dan mainframe diperkenalkan perusahaan, seperti IBM, ke dunia industry. Kemampuan hitung yang sedemikian cepat menyebabkan banyak sekali perusahaan yang memanfaatkannya untuk keperluan pengolahan data (data processing). Pemakaian komputer di masa ini ditunjukan untuk meningkatkan efisiensi, karena terbukti untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, menggunakan komputer lebih efisien (dari segi waktu dan biaya) dibandingkan dengan memperkerjakan berpuluh-puluh SDM untuk hal serupa. Pada era tersebut, belum terlihat suasana kompetisi yang sedemikian ketat. Jumlah perusahaan pun masih relative sedikit. Kebanyakan perusahaan-perusahaan besar secara tidak langsung “memonopoli” pasar-pasar tertentu, karena belum ada persaingan yang berarti, hampir semua perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang infrastruktur (listrik dan telekomunikasi) dan pertambangan pada saat itu membeli perangkat komputer untuk membantu kegiatan administrasinya.
B.     Era Teknologi Informasi
Menurut Indrajit (2001:11), kemajuan teknologi digital yang dipadu dengan telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa-masa “revolusi”-nya. Di awal tahun 1970-an, teknologi PC atau Personal Computer. Dengan seperangkat komputer yang dapat ditaruh di meja kerja (deskop), seorang manajer atau teknisi dapat memperoleh data atau informasi yang telah diolah oleh komputer (dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan minicomputer, bahkan mainframe). Kegunaan komputer di perusahaan bukan hanya untuk meningkatkan efisiensi, tapi juga untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif.  Tidak seperti halnya pada era komputerisasi ketika komputer hanya menjadi milik pribadi. Divisi EDP (Electronic Data Processing) perusahaan, di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti mengola database, spreadsheet, maupun data  processing (end-user computing).

C.     Era Sistem Informasi
Tidak seperti kedua era sebelumnya yang lebih menekankan pada unsure teknologi, pada era manajemen perubahan yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, karena komputer dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem tersebut. Kunci keberhasilan perusahaan di era tahun 1980-an adalah penciptaan dan penguasaan informasi secara cepat dan akurat. Informasi di dalam perusahaan dianalogikan sebagai darah dalam peredaran darah manusia yang harus selalu mengalir dengan teratur cepat terus-menerus, ke tempat-tempat yang membutuhkannya. Beberapa ahli manajemen menekankan bahwa perusahaan yang menguasai informasilah yang memiliki keunggulan kompetitif di dalam lingkungan makro “regulated free market”. Di dalam periode ini, perubahan secara filosofis dari perusahaan tradisional menuju perusahaan modern terletak pada bagaimana manajemen melihat kunci kinerja perusahaan.


D.    Era Globalisasi Infomasi 
Fenomena yang terlihat adalah bahwa sejak pertengahan tahun 1980-an, perkembangan di bidang teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) sedemikian pesatnya, sehingga kalau digambarkan secara grafis, kemajuan yang terjadi terlihat secara eksponensial. Ketika sebuah seminar internasional mengenai internet diselenggarakan di San Fransisco pada tahun 1996, para praktisi tekhnologi informasi yang dahulu bekerja sama dalam penelitian untuk memperkenalkan internet ke dunia industry pun secara jujur mengaku bahwa mereka tidak pernah menduga perkembangan internet akan terjadi seperti ini. Ibaratnya mereka melihat bahwa yang ditanam adalah benih pohon ajaib, yang tiba-tiba membelah diri menjadi pohon raksasa yang tinggi menjulang (Indrajit,2001:14). Menurut Indrajit (2001) pula, sulit untuk menemukan teori yang dapat menjelaskan semua fenomena yang terjadi sejak awal tahun 1990-an ini, namun fakta yang terjadi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)      Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan tekhnologi informasi. Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis batas negara dalam hal flow of information. Tidak ada negara yang mampu mencegah mengalirnya informasi atau ke luar negara lain, karena batasan antar negara dikenal dalam dunia maya. Penerapan teknologi, seperti LAN, WAN Globalnet, Intranet, Internet, Ekstranet, semakin hari semakin merata dan membudaya di masyarakat. Terbukti sangat sulit untuk menentukan perangkat hukum yang sesuai dan terbukti efektif untuk menangkal segala hal yang berhubungan dengan penciptaan dan aliran informasi.
2)      Hal terakhir yang paling memusingkan kepala manajemen adalah kenyataan bahwa lingkungan bisnis yang ada pada saat ini sedemikian seringnya berubah dan dinamis. Perubahan yang terjadi tidak hanya sebagai dampak kompetisi yang sedemikian ketat, namun karena adanya faktor-faktor eksternal lain, seperti politik (demokrasi), ekonomi (krisis), dan sosial budaya (refor-masi), yang secara tidak langsung menghasilkan kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan baru yang harus ditaati perusahaan. Secara operasional, tentu saja fenomena ini sangat menyulitkan para praktisi teknologi informasi dalam menyusun sistemnya. Tidak jarang di tengah-tengah konstruksi sistem informasi, terjadi perubahan kebutuhan sehingga harus diadakan analisis ulang terhadap sistem yang akan dibangun. Dengan mencermati keadaan ini, jelas terlihat kebutuhan baru akan teknologi informasi.[9][11]

3.      Media Masa Depan dan Platform Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi membutuhkan Platform pengembangan yang jelas di masa depan. Seperti perkembangan teknologi telematika sekarang berada pada situasi anomi, di mana tidak ada platform yang jelas arah pengembangannya. Hal ini disebabkan karena setiap negara berlomba-lomba mengembangkan teknologi telematika sesuai dengan pasar nasional maupun internasional. Bahkan perkembangan teknologi tersebut tanpa uji coba manfaat, risiko dan masalah model, namun sudah dipasarkan di masyarakat. Dengan kata lain biaya uji coba dibebankan keapada masyarakat pengguna teknologi itu sendiri. Produsen teknologi telematika bahkan menggunakan masyarakat consumer sebagai laboratorium uji coba kelayakan telematika yang diproduksinya.
Sehubungan dengan itu perkembangan media baru (new media) menjadi kajian tersendiri yang serius dalam aspek-aspek sosial. Dengan kata lain yang paling merisaukan dari pengembangan teknologi telematika adalah para ahli ilmu-ilmu sosial. Karen apara ahli teknologi menciptakan teknologi telematika dengan modus melemparkan beban sosial dari teknologi yang diciptakan itu kepada para ahli ilmu sosial.
Persoalan pewarnaan secara sempurna telah dapat dipecahkan, sehingga media melalui televisi sudah dapat menyiarkan secara real-time tentang pewarnaan. Pada awal persoalan pewarnaan ini menjadi wacana dan polemik, karena mungkinkah warna dapat dicitrakan oleh media, namun ternyata wacana itu dapat dijawab. Karena itu di masa depan persoalan realita maya (virtual reality), aroma, rasa, dan sentuhan menjadi misteri yang harus dipecahkan, termasuk juga adalah bagaimana resiko-resiko sosial terhadap pemecahan misteri itu.
Melihat perkembangan telematika saat ini, maka kita sesungguhnya membutuhkanplatform  media. Menurut Sayling Wen (2011) platform media masa depan adalah:
a.       Jaringan nirkabel ber-bandwith lebar
b.      Komputer  notebook multimedia
c.       Komputer jaringan nirkabel multimedia genggam
Penggunaan jaringan berkabel memiliki keterbatasan gerak yang luar biasa, karena itu untuk mendukung aktivitas masyarakat yang dinamis, maka platform media di masa depan adalah nirkabel yang ber-bandwith lebar. Saai ini teknologi nirkabel sudah dapat diciptakan namun masih sangat masih terbatas seperti infrared. Teknologi ini sangat terbatas densty maupun jaraknya, kemudian disempurnakan dengan Bluetooth. Teknologi bluetooth, cukup menjawab kebutuhan nirkabel namun juga sangat terbatas, dalam waktu dekat bluetooth sudah digantikan dengan wifi. Teknologi wifi sudah sangat membantu teknologi nirkabel karena density yang memadai dan kendala yang sudah dapat diatasi. Saat ini tempat-tempat umum, seperti mall, cafĂ© maupun perkantoran umum kita sudah dapat menggunakan wifi untuk mengakses internet tanpa harus menggunakan kabel telepon. Pada saat yang akan datang kita membutuhkan wifi ynag disempurnakan lagi dengan edge, yang konon merupakan teknologi baru yang memiki kelebihan yang lain, masyarakat pun tetap menunggu teknologi-teknologi nirkabel lainnya yang ber-bandwith lebar dan tanpa batas.
Platform teknologi komunikasi masa depan juga membutuhkan computernotebook multimedia yang berfungsi sebagai terminal media, computer ini memiliki kemampuan berkoneksi dengan teknologi apa saja, dimana saja, dan kapan saja. Platform teknologi komunikasi juga membutuhkan jaringan nirkabel multimedia genggam. Teknologi ini sudah dapat digunakan dalam bentuk PDA.
Personal Data Access (PDA) atau asisten digital pribadi, dapat menerima keenam media komunikasi antarpribadi dan media penyimpanan, namun ia lebih kecil dan lebih mudah dibawa-bawa. Selain harganya yang sangat murah, konsumsi energinya yang lebih hemat, ukurannya lebih kecil, dan penggunaanya lebih sederhana. Dengan PDA, kita tidak lagi membutuhkan komputer, telepon, mesin fax, mailbox suara dan email untuk berkomunikasi, karena PDA telah menyediakan semuanya.[10][12]

Bungin, Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana
Warsono, Heru Puji. 2005. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Prestasi Pustaka
Nasution, Zulkarimein. 1989. Teknologi Komunikasi (Dalam berbgai Perspektif Latar Belakang & Perkembangannya). Jakarta: Lembaga Penerbit Fak. Ekonomi Unv. Indonesia
Supriadi, Dedi. 1995. Era Baru Bisnis Telekomunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa; Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar