ZAT RADIO AKTIF DAN PENGGUNAAN RADIO ISOTOP BAGI KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
Jika kita membaca berita-berita di media massa, kita dapat
mengatakan
betapa sering orang
membicarakan nuklir. Namun
sayang, kebanyakan berita
nuklir tersebut berkaitan dengan senjata nuklir atau
pencemaran radioaktif akibat
kebocoran instalasi suatu reaktor atom, sementara yang
menyangkut manfaat
lain dari energi nuklir sangat jarang ditampilkan. Oleh
karena itu, di lingkungan
masyarakat awam ikatan nuklir mempunyai konotasi yang
mengerikan.
Pemahaman yang kurang tepat itu bila terbelakangi oleh
tragedi yang menimpa
Hirosima dan Nagasaki di Jepang, tempat pertama kalinya
energi nuklir
diperkenalkan sebagai bom atom, suatu senjata pemusnah massal yang
mengerikan.
BAB II
PERMASALAHAN
Apakah sebenarnya Nuklir itu?
Kita telah mengetahui
bahwa atom terdiri atas inti atom dan elektronelektron yang beredar
mengitarinya. Reaksi kimia biasa (seperti reaksi
pembakaran dan penggaraman), hanya menyangkut perubahan pada
kulit atom,
terutama elektron pada kulit terluar, sedangkan inti atom
tidak berubah. Reaksi
yang menyangkut perubahan pada inti disebut reaksi inti atau reaksi nuklir
(nukleus=inti).
Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun
buatan. Reaksi
nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak
stabil. Zat yang mengandung
inti tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi
nuklir tidak spontan dapat
terjadi pada inti yang stabil maupun,inti yang tidak stabil.
Reaksi nuklir disertai
perubahan energi
berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis
reaksi nuklir disertai
pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dan reaksi
kimia biasa.
Dewasa ini, reaksi nuklir telah banyak digunakan untuk tujuan damai
(bukan tujuan militer) baik sebagai sumber radiasi maupun sebagai sumber
tenaga dan pemanfaatannya dalam bidang kesehatan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penemuan keradioaktifan
Pada tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan bahwa tabung sinar
katode
mengahasilkan suatu radiasi berdaya tembus tinggi yang dapat menghitamkan
film potret, walupun film tersebut terbungkus kertas hitam.
Karena belum
mengenal hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X. Ternyata
sinar X adalah suatu
radiasi elektromagnetik yang timbul karena benturan
berkecepatan tinggi (yaitu
sinar katode dengan suatu materi (anode). Sekarang sinar X
disebut juga sinar
rontgen dan digunakan untuk rongent yaitu untuk mengetahui keadaan organ
tubuh bagian dalam.
Penemuan sinar X
membuat Henry Becguerel tertarik untuk
meneliti zat
yang bersifat fluorensensi, yaitu zat yang dapat bercahaya
setelah terlebih dahulu
©2004 Digitized by USU digital library 1mendapat radiasi (disinari), Becquerel
menduga bahwa sinar yang dipancarkan
oleh zat seperti itu
seperti sinar X. Secara kebetulan, Becquerel meneliti batuan
uranium. Ternyata dugaan itu benar bahwa sinar yang
dipancarkan uranium
dapat menghitamkan
film potret yang masih terbungkus kertas hitam. Akan
tetapi, Becqueret menemukan
bahwa batuan uranium memancarkan
sinar
berdaya tembus tinggi dengan sendirinya tanpa harus disinari
terlebih dahulu.
Penemuan ini terjadi pada awal bulan Maret 1986. Gejala
semacam itu, yaitu
pemancaran radiasi secara spontan, disebut keradioaktifan,
dan zat yang bersifat
radioaktif disebut zat radioaktif.
Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah uranium. Pada
tahun 1898,
Marie Curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie
menemukan dua unsur
lain dari batuan
uranium yang jauh lebih aktif dari uranium. Kedua unsur itu
mereka namakan masing-masing polonium (berdasarkan nama Polonia, negara
asal dari Marie Curie), dan
radium (berasal dari kata Latin
radiare yang berarti
bersinar).
Ternyata, banyak unsur
yang secara alami bersifat
radioaktif. Semua
isotop yang bernomor
atom diatas 83 bersifat radioaktif.
Unsur yang bernomor
atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan
promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop
radioaktif atau radioi
isotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut isotop
stabil. Dewasa ini,
radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop
alami
juga ada radioisotop buatan.
3.2. Sinar-sinar Radioaktif
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi
yang
dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis
berdasarkan
muatannya. Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar
alfa, dan yang
bermuatan negatif
diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard
menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan
diberi nama sinar
gamma.
a. Sinar alfa ( α )
Sinar alfa merupakan
radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel
sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e
dan bermassa 4 sma.
Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh
zat radioaktif. Sinar alfa
dipancarkan dari inti
dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena
memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alfa paling
lemah diantara
diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat
menembus beberapa cm saja
dan tidak dapat menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan
oleh selembar kertas
biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika
bertabrakan dengan molekul
media yang dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan media yang
dilaluinya
mengalami ionisasi.
Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2 elektron dan
berubah menjadi atom helium 4
2
b. Sinar beta (β)
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom.
Partikel beta yang
bemuatan-l e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil,
partikel beta
dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan
notasi
0
-1e. Energi sinar
beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar
dari sinar alfa tetapi
daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh
sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit.
©2004 Digitized by USU digital library 2c. Sinar gamma ( γ )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi,
tidak
bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi
0
0y.
Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar
alfa, beta, gamma, zat
radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan
sinar Positron. Sinar X
adalah radiasi sinar elektromagnetik.
BAB IV
PENGGUNAAN RADIOISOTOP
Radioisotop digunakan sebagai perunut dan sumber radiasi
Dewasa ini, penggunaan radioisotop untuk maksud-maksud damai
(untuk
kesejahteraan umat manusia) berkembang dengan pesat. Pusat listrik tenaga
nuklir (PLTN) adalah salah satu contoh yang sangat populer.
PLTN ini
memanfaatkan efek panas yang dihasilkan reaksi inti suatu
radioisotop , misalnya
U-235. Selain untuk PLTN, radioisotop juga telah digunakan dalam berbagai
bidang misalnya industri, teknik, pertanian, kedokteran,
ilmu pengetahuan,
hidrologi, dan lain-lain.
Pada bab ini kita akan membahas dua penggunaan radioistop, yaitu
sebagai perunut (tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan
radioisotop sebagai
perunut didasarkan pada ikataan bahwa isotop radioaktif
mempunyai sifat kirnia
yang sama dengan
isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan
reaksi kimia, yang sama seperti isotop stabilnya.
Sedangkan penggunaan
radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi
yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi
maupun mahluk.
Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek fisis: efek kimia,
maupun efek
biologi. Oleh karena itu, sebelum membahas pengunaan
radioisotop kita akan
mengupas terlebih dahulu tentang satuan radiasi dan pengaruh
radiasi terhadap
materi dan mahluk hidup.
4.1 Satuan Radiasi
Berbagai satuan
digunakan untuk menyatakan intensitas
atau jumlah
radiasi bergantung pada jenis yang diukur.
1. Curie(Ci) dan Becquerrel (Bq)
Curie dan Bequerrel
adalah satuan yang dinyatakan untuk menyatakan
keaktifan yakni jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam
satuan waktu. Dalam
sistem satuan SI, keaktifan dinyatakan dalam Bq. Satu Bq sama dengan
satu
disintegrasi per sekon.
1Bq = 1 dps
dps = disintegrasi per sekon
Satuan lain yang juga biasa digunakan ialah Curie. Satu Ci
ialah keaktifan yang
setara dari 1 gram garam radium, yaitu 3,7.10
10
dps.
1Ci = 3,7.10
10
dps = 3,7.10
10
Bq
2. Gray (gy) dan Rad (Rd)
Gray dan Rad adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan
keaktifan
yakni jumlah (dosis) radiasi yang diserap oleh suatu materi.
Rad adalah
singkatan dari 11
radiation absorbed dose. Dalam sistem
satuan SI, dosis
dinyatakan dengan
Gray (Gy). Satu Gray adalah absorbsi 1 joule per kilogram
materi.
©2004 Digitized by USU digital library 31 Gy = 1 J/kg
Satu rad adalah absorbsi 10
-3
joule energi/gram
jaringan.
1 Rd = 10
-3
J/g
Hubungan grey dengan fad
1 Gy = 100 rd
3. Rem
Daya perusak dari sinar-sinar radioaktif tidak saja
bergantung pada dosis
tetapi juga pada jenis radiasi itu sendiri. Neutron, sebagai contoh, lebih
berbahaya daripada
sinar beta dengan dosis dan intensitas
yang sama. Rem
adalah satuan dosis setelah memperhitungkan pengaruh radiasi
pada mahluk
hidup (rem adalah singkatan dari radiation equiwlen for man)
4.2. Pengaruh Radiasi pada Materi
Radiasi menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui.
Dampak yang ditimbulkan radiasi dapat berupa ionisasi,
eksitasi, atau pemutusan
ikatan kimia. Ionisasi: dalam hal ini partikel radiasi
menabrak elektron orbital dari
atom atau molekul zat yang dilalui sehinga terbentuk ion
positip dan elektron
terion.
Eksitasi: dalam hal
ini radiasi tidak menyebabkan elektron terlepas dari atom
atau molekul zat tetapi hanya berpindah ke tingkat energi
yang lebih tinggi.
Pemutusan Ikatan
Kimia: radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif rnempunyai
energi yang dapat mernutuskan ikatan-ikatan kimia.
4.3. Pengaruh Radiasi pada mahluk hidup
Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk
hidup relatif
kecil tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar
radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan
ikatan kimia penting atau
membentuk radikal bebas yang reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan
pada struktur DNA dalam kromosom. Perubahan yang terjadi
pada struktur DNA
akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat mengakibatkan
kelainan genetik,
kanker dll.
Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung pada
waktu paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan
akan lebih
berbahaya daripada bila dosis yang sama diterima pada waktu
yang lebih lama.
Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya
radiasi sinar
kosmis atau radiasi dari radioakif alam. Disamping itu, dari berbagai kegiatan
seperti diagnosa atau terapi dengan sinar X atau
radioisotop. Orang yang tinggal
disekitar instalasi
nuklir juga mendapat radiasi lebih banyak, tetapi masih dalam
batas aman.
4.4. Radioaktif Sebagai Perunut.
Sebagai perunut, radoisotop ditambahkan ke dalam suatu
sistem untuk
mempelajari sistem
itu, baik sistern fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh
karena radioisotop mempunyai sifat kimia yang sama seperti
isotop stabilnya,
maka radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga
perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau
A. Bidang kedokteran
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk
mendeteksi
(diagnosa) berbagai
jenis penyakit al:teknesium (Tc-99), talium-201 (Ti-201),
iodin 131(1-131),
natrium-24 (Na-24),
ksenon-133 (xe-133) dan besi
(Fe-59).
Tc-99 yang
disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan
diserap terutama oleh
©2004 Digitized by USU digital library 4jaringan yang rusak pada organ
tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru
Sebaliknya Ti-201
terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat pada organ
jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara
bersama-sama untuk
mendeteksi kerusakan jantung
1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan
bagian-bagian tertentu
dari otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat digunakan untuk
mendeteksi kerusakan
pada kelenjar gondok, hati dan untuk
mendeteksi tumor otak.
Larutan garam
yang mengandung Na-24
disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk
mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah
ada
penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan
isotop Natrium
tsb.
Xe-133 digunakan
untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk
penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari
pembentukan sel darah
merah. Kadang-kadang, radioisotop yang digunakan untuk diagnosa, juga
digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat
misalnya, 1-131 juga
digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
B. Bidang lndustri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan afditif pada mesin selama mesin
bekerja digunakan suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal
ini, piston, ring dan
komponen lain dari mesin ditandai dengan isotop radioaktif
dari bahan yang
sama.
C. Bidang Hidrologi.
1.Mempelajari kecepatan aliran sungai.
2.Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
D. Bidang Biologis
1. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2. Mempelajari reaksi pengesteran.
3. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
4. 5. Radioisotop sebagai sumber radiasi.
A. Bidang Kedokteran
1) Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu
dapat mematikan mikroorganisme
sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi
dengan cara radiasi
mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan
dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia),
yaitu:
a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan
mikroorganisme.
b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan
kimia.
c) Karena dikemas
dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak
mungkin
tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan
cara
konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses
pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.
2) Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor
atau kanker dapat diterapi dengan
radiasi.
Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak
oleh radiasi
tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih
mudah rusak). Oleh
karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan
radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
©2004 Digitized by USU digital library 5B. Bidang pertanian.
1) Pemberantasan homo dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama
kubis. Di
laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang
cukup banyak.
Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan
menjadi mandul.
Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan akan
terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul
dilepas.
Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian
reproduksi hama tersebut terganggu dan akan mengurangi
populasi.
2) Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat
dilakukan
dengan menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit
padi diberi
radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil
yang tidak membawa
pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah
diradiasi itu
kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis
radiasinya.
3) Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan
bawang
jika disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat
pertumbuhan
bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di
simpan diberi radiasi
dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan
dernikian dapat
disimpan lebih lama.
C. Bidang Industri
1) Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada
logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan
tersebut. Tehnik
ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui
radiasi, maka
intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi
dari gambar yang
dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang
berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan
lebih hitam,
2) Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas
film atau
lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti
diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan
bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat
penekan. Jika
lembaran menjadi
lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor
akan berkurang dan
mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat
sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
3) Pengawetan hahan
Radiasi juga telah banyak
digunakan untuk mengawetkan bahan
seperti kayu, barang-barang
seni dan lain-lain. Radiasi juga
dapat
menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat sehingga lebih
kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai
jenis makanan
juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat
disimpan lebih
lama.
©2004 Digitized by USU digital library 6BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Penggunaan zat radioaktif
yang sangat luas dewasa ini dapat
menimbulkan berbagai sensasi dalam kehidupan.
2. Zat radioaktif dan
radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu
untuk mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang
penting
antara lain tumor ganas.
3. Kemajuan teknologi
dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop
memudahkan aktifitas manusia dalam berbagai bidang
kehidupan.
5.2 SARAN
1. Masalah zat
radioaktif dan radioisotop hendaknya tidak ditafsirkan sebagai
satu fenomena yang menakutkan.
2. Penggunaan
radioaktif dan radioisotop hendaknya dibarengi pengetahuan
dan teknologi yang tinggi.
3. Penerapan dalam diagnosa berbagai penyakit hendaknya
memikirkan
efek-efek yang akan ditimbulkan.
4. Diharapkan
penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini untuk
kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael, Ilmu Kimia, Erlangga 1994
Gabriel, J.F, Fisika Kedokteran, Udayana
Allingger, Norman, Organic Chemistry
©2004 Digitized by USU digital library 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar